Saturday, March 17, 2007

PENDEKAR NAGA RUNTING

1
Di tengah gelapnya malam, di saat semua orang terlelap dalam pelukan mimpinya.Sesosok bayangan pemuda berjalan mengendap-endap sambil berselimut sarung untuk melawan dinginnya malam.sambil sesekali menengok ke belakang untuk meyakinkan bahwa tidak ada yg mengikutinya.Ia berjalan menyusuri jalan-jalan setapak menuju arah bukit kecil yang biasa disebut Gunung Payung oleh warga sekitar.

Di sana telah menunggu seorang berambut putih yang berikat kain wulung dan berpakaian serba hitam.”Kakek Purbaya “seru pemuda tadi. Manusia yang dipanggil kakek Purbaya tadi hanya tersenyum.”Bapakmu tidak tahu kepergianmu?” ”Tidak.Kek”,jawab pemuda tadi. ”Bagus,jika kau ingin kemari berusahalah agar seisi rumahmu tidak ada yg tahu kepergianmu,Arya”. Pemuda itu terdiam sebentar lalu ia bertanya”Sebenarnya kenapa saya harus sembunyi-sembunyi kalau ingin berlatih ilmu kanuragan dengan kakek?”,Tanya Arya Lintang . Kakek Purbaya terdiam sambil melihat bintang. Setelah beberapa saat ia berkata”Sebenarnya kau tidak harus melanjutkan permusuhan lama antara aku dan kekekmu Mpu Hanggareksa”. “Sebenarnya apa yang terjadi antara kakek Purbaya dengan kakek Hanggareksa?”,tanya Arya Lintang ingin tahu. ”Masalah lama, nanti bila tiba waktunya kau akan tahu,malam semakin larut sebaiknya kita mulai saja latihan kita”. “Baik,Kek”.jawabArya Lintang.
Arya Lintang lalu melemasakan otot-ototnya. Setelah dirasa lemas ia bertanya “Jurus apa yang akan kita latih,Kek?” “Mantapkan dulu jurus Srigunting tingkat dasarmu”kata kakek Purbaya yang kini telah duduk bersila di atas batu.
Arya Lintang lalu melakukan jurus Srigunting tinkat dasar.”kuda-kuda mu kurang kokoh”. Kata kakek Purbaya sambil memukul kaki Arya Lintang dengan tongkat rotan. “Kau tidak akan dapat menyerang jika berdiri dengan kokoh saya tidak bisa, Kau akan mudah diserang Ingat itu”. “Baik ,Kek “.
Setelah selesai berlatih mereka lalu duduk di sebuah batang kayu jati yang telah tumbang disapu angin. “Kapan saya mendapat jurus-jurus yang hebat, Kek?”tanya Arya Lintang.
“Nanti.latihlah dulu tubuhmu dengan jurus-jurus dasar, Baru setelah tubuhmu kuat kuberi kau ilmu Guna Kasantikan Jayan Kawijayan yang lebih tinggi, Jika tidak kuat pembuluh darah di seluruh tubuhmu bisa pecah ,Mengerti?” “Iya,Kek”. “Sekarang pulanglah selagi ayam jantan belum berkokok”.
Arya Lintang lalu bergegas pulang ke rumahnya.Rumah Mpu Banyak Sora. Seorang Mpu keris yang tersohor kemampuannya di seluruh Singasari.
2
Itulah kegiatan Arya Lintang seorang pemuda asal desa Lohbendar putra bungsu dari Mpu Banyak Sora. Setiap malam ia selalu pergi ke bukit itu secara diam-diam untuk berlatih ilmu silat dengan Kakek Purbaya saudara seperguruan kakeknya yang konon terkenal sebagai mpu keris yang tak ada tandingannya di kolong langit.
Siang itu seperti biasa Arya Lintang sedang berada di dalam tempat kerja ayahnya yang seorang mpu, Ia sedang memompa tungku yang akan digunakan untuk membakar besi baja agar mudah dibuat menjadi bermacam-macam senjata sesuai pesanan. “Apinya harus merata”. teriak mpu Banyak Sora memberi perintah.”Senjata ini pesanan istimewa dari Raden Pragola untuk mempersenjatai pasukannya”.
Setelah selesai melakukan tugasnya Arya Lintang pamit pada ayahnya untuk mencari kakaknya Arya Ranang. Sebenarnya itu hanyalah alasanya untuk pergi ke padang rumput di sebelah selatan desa Lohbendar.Biasanya di sana teman-temannya berkumpul sambil menggembalakan ternak orang tua mereka. Dan jika sore tiba gadis-gadis akan lewat di sana untuk menuju sungai termasuk Ratna Galih ,putri kepala desa Lohbendar yang telah mencuri hatinya.
Arya Lintang berlari-lari kecil menuju tanah lapang.Setibanya di sana beberapa temanny sudah berkumpul.”Ratna Galih sudah lewat?” tanyanya. ”Belum” jawab seorang temannya.
Setelah itu sekumpulan pemuda itupun tenggelam dalam obrolan mereka , mereka membicarakan tentang apa saja mulai dari orang tua mereka sampai gadis mana yang telah meyusup ke rongga dada mereka.
Lalu datanglah serombongan gadis-gadis membawa cucian mereka.”Itu mereka datang”kata seorang pemuda. Lalu seperti mendapat perintah merekapun menghampiri gadis pujaan mereka masing-masing. Begitu juga dengan Arya Lintang yang lansung menghampiri Ratna Galih.”Bagaimana kabarmu ,Ratna?” .”Baik ,kakang sendiri?” jawab Ratna Galih. “Seperti biasa” jawab Arya Lintang “akhir-akhir ini pekerjaanku semakin banyak , Ayah sudah mulai mengajariku untuk membentuk keris”. “Apakah kau ingin menjadi mpu seperti ayahmu?”tanya Ratna Galih. “Aku tidak tahu mau jadi apa aku ini, yang kutahu hanyalah aku ingin selamanya bersamamu” jawab Arya Lintang sambil tersenyum. “Kau mulai pandai merayu” jawab Ratna Galih.
Setelah beberapa saat Ratna Galihpun pamit akan pergi ke sungai untuk mencuci baju. “Kakang tidak mau mengantarku?” kata Ratna Galih. “Tidak bisa dinda, Aku harus mencari kakang Ranang”. “Baiklah kalu begitu” kata Ratna Galih sambil berjalan menyusul teman-temannya.
Arya Lintang lalu berjalan pulang ke rumah. Kakaknya Arya Ranang bukan seorang pemuda yang suka keluyuran seperti dirinya. Kakaknya lebih suka berdiam diri di rumah sambil menulis syair-syair serta mempelajari kitab-kitab para resi.
Setelah sampai di rumah Arya Lintang melihat beberapa kuda sedang tertambat di depan rumahnya. “Ada tamu penting rupanya”kata Arya Lintang dalam hati. Iapun memilih lewat pintu belakang yang tembus ke dapur. “Ada tamu agung dari mana , mbok?” tanya Arya Lintang pada Mbok Joyo seorang emban yang sudah mengurusnya sedari kecil. “Ada Raden Pragola mengambil keris pesanan”jawab Mbok Joyo. Arya Lintang lalu masuk ke kamarnya , malas jka harus bertemu Raden Pragola yang terkenal mata keranjang dan berangasan itu. Sayup-sayup terdengar dengkuran halus dari kamar Arya Ranang.”Kakang Ranang sedang tidur rupanya” pikir Arya Lintang. ”Dasar orang aneh lelaki kok kesenangannya tidur dan membuat syair”.ucap Arya Lintang dalam hati.
Karena hari masih sore Arya Lintang ingin melatih ilmu kanuragan yang diberikan Kakek Purbaya. Diam-diam ia pergi ke tempat pembuatan keris lalu diambilnya beberapa bilah baja keras untuk bahan keris lalu ia kembali ke kamarnya. Di dalam kamar Arya Lintang duduk bersila seperti sedang mengumpulkan tenaga setelah dirasa cukup ia mengambil batang baja itu lalu dipotongnya baja itu denagn jari telunjuk dan jari tengahnya seperti layaknya orang menggunting. Praaanggg patahan baja itu jatuh ke lantai.
Ilmu Ismu Gunting milikku ternyata cukup ampuh kata Arya Lintang.
Lalu iapun berbaring di atas ranjang sambil membayangkan cantiknya wajah Ratna Galih hingga tanpa sadar iapaun terbuai dalam mimpi.
Arya Lintang terbangun saat kakanya Arya Ranang membangunkannya untuk mengajak makan bersama. Arya Lintang segera bangun lalu pergi ke belakang ruamh mengambil air di sumur untuk mencuci mukanya. Lalu ia pergi ke menyusul kakaknya , di sana telah menunggu mpu Banyak Sora “Ayo makan “kata mpu Banyak Sora.
Sambil makan merekapun berbincang-bincang. “Mau apa Raden Pragola kemari,Yah?” Tanya Arya Ranang sambil tangannya mengambil sepotong tempe. “Dia menagih pesanan kerisnya”jawab mpu Banyak Sora. “Tapi bukankah harusnya 3 purnama lagi keris itu jadi” Arya Lintang menimpali. “Pragola memang orang bodoh dan tak sabaran ia pikir membuat keris yang bagus secepat menggoreng lele” jawab mpu Banyak Sora sedikit ketus. “Kira-kira untuk apa Raden Pragola memesan begitu banyak senjata dan sebilah keris pusaka ,Yah?” Tanya Arya Lintang. “Akupun tak tahu ia tidak menyebut secara jelas, Mungkin untuk mempersenjatai anak buahnya, Dia kan pedagang kaya yang sering melewati hutang Caruban yang rawan begal dan rampok”. “Tapi aku tidak terlalu suka dengannya ,Yah”, “Raden Pragola itu mata keranjang “kata Arya Lintang.Raden Pragola memang kambing bandot, Arya Lintang pernah bersitegang dengannya karena Raden Pragola menggoda Ratna Galih ketika pulang dari sungai.
Setelah makan mpu Banyak Sora masuk ke kamar kerjanya, di sana ia biasa berpikir keras untuk menciptakan keris-keris yang benar-benar mumpuni.Sedangkan Arya Ranang akan kembali tenggelam dalam gulungan lontar-lontarnya untuk membuat syair.
Sedangkan Arya Lintang masuk ke kamarnya dan berpura-pura akan tidur, Namun sebenarnya ia akan menungu seisi rumah terlelap lalu ia akan menyelinap keluar menemui kakek Purbaya untuk berlatih silat.
Malampun tiba seperti malam-malam sebelumnya Arya Lintang mengendap-endap keluar lalu berlari secepat angin menuju bukit. Di sana telah menunggu kakek Purbaya. “Jurus apa yang akan kakek ajarkan malam ini?” Tanya Arya Lintang. “Kakek Purbaya lalu berjalan mengambil sebilah batang bambu. “Akan kuajarkan jurus pedang Naga Runting kepadamu.
Kakek Purbaya lalu meloncat dan memeragakan jurus pedang Naga Runting.Gerakannya begitu cepat dan terlihat seperti naga yang sedang menari. Arya Lintang memperhatikan dengan seksama. Lalu kakek Purbaya melemparkan sebilah tongkat bambu sambil berkata “Ikuti gerakanku”. Arya Lintang meloncat sambil menagkap bilah bambu itu lalu mengikuti gerakan kakek Purbaya.
Setelah selesai mereka duduk di bongkahan batu. Kakek Purbaya berkata” Jurus-jurusmu sudah berkembang pesat, hampir semua ilmuku sudah kau serap namun ingat jurus-jurus itu tidak boleh kau pergunakan secara sembarangan terutama jurus Naga Runting. “Baik, Kek”.jawab Arya Lintang.
“Sekarang pulanglah, Arya gunakan ilmu Supi Angin agar tubuhmu seringan kapas dan langkahmu secepat angin”kata kakek Purbaya. “Baik Kek”kata Arya Lintang sambil meloncat lalu berlari secepat angin kembali ke rumahnya.
3
Suatu sore Arya Lintang tengah duduk di atas pohon sambil memakan buah.Jika dilihat dari jauh seperti seekor monyet tengah ayik makan pisang. Tiba-tiba terdengar derap langkah kuda melintas di bawahnya.”Rombongan Pragola keparat itu datang lagi”kata Arya Lintang. Arya Lintang lalu mengikuti rombongan itu yang menuju ke rumahnya.
Sesampai di kediaman mpu Banyak Sora pimpinan rombongan itu Raden Pragola langsung masuk dan menemui mpu Banyak Sora. Arya lintang masuk lewat pintu belakang dan mengintip pembicaraan kedua orang itu dari balik kelambu.
“Mana keris pesananku?”kata Raden Pragola dengan kasar seakan tidak tahu bahwa yang dihadapinya adalah mpu Banyak Sora seorang yang dihormati di Singasari. “Sudah kubilang datanglah kembali 3 purnama lagi, Membikin keris yang bagus tidak bisa cepat”jawab mpu Banyak Sora. “Dasar mpu goblok”umpat Raden Pragola. “Aku tidak mau tahu aku ingin keris pusaka itu sekarang , Keris itu akan kugunakan untuk merobek jantung Panji Ketawang yang telah menghina dan merebut wanitaku di arena sabung ayam”kata Raden Pragola sambil menggebrak meja. “Jaga kelakuanmu Pragola”kata mpu Banyak Sora”Ini rumahku”. Raden Pragola merah telingannya mendengar ia dibentak oleh mpu tua ini. Tangannya langsung terkepal hendak memukul orang tua itu. Namun belum sempat pukulannya mengenai sasaran tiba-tiba ia jatuh terjerambab karena sebuah tendangan yang dilepaskan Arya Lintang sambil meloncat dari balik kelambu.
“Kurang ajar kau bocah cilik , sudah bosan hidup kau rupanya”teriak Raden Pragola. “Berani kau menyentuh ayahku kubuang nyawamu ke neraka”kata Arya Lintang.
“Sial” kata Raden Pragola sambil melepaskan tendangannya ke muka Arya Lintang. Namun denagn sigap tendangan itu dimentahkan begitu saja. Raden Pragola Yang tengah dibakar amarah langsung menyerang dengan bertubi-tubi. Serangan itu dengan mudah ditangkis oleh Arya Lintang. Lalu dengan sekali tendang Arya Lintang membuat tubuh Raden Pragola terpelanting menabrak pintu dan tersungkur di halaman.
Anak buah Raden Pragola yang tengah beristirahat tersentak kaget melihat majikannya terkapar dan lagsung berlari membantu Raden Pragola untuk berdiri. “Ada apa ,Raden?”Tanya mereka. “Bawakan aku kepala bocah sialan itu kuberi kau 50 keping emas”teriak Raden Pragola.
Rombongan anak buah Raden Pragola langsung mengepung Arya Lintang. Pertempuran yang tak imbang itupun terjadi. Dengan membabi buta anak buah Raden Pragola menyabetkan pedang mereka ke Arya Lintang. Namun Arya Lintang bukan pendekar yang cekak ilmunya. Arya Lintang adalah pendekar yang pilih tanding. Semua anak buah Raden Pragola dibuat tak berdaya semuanya terkapr bersimbah darah. “Hentikan”tiba-tiba terdengar teriakan mpu Banyak Sora “Jangan kotori tempat ini dengan darah kalian”kata mpu Banyak Sora.
”Pragola bawa anak buahmu pergi sebelum kukirim nyawa mereka ke neraka”kata Arya Lintang.
“Tunggu pembalasanku “teriak Raden Pragola sambil memacu kudanya diikuti anak buahnya meninggalkan tempat itu.
“Bagaimana keadaanmu ,Nak?”Tanya mpu Banyak Sora pada Arya Lintang. “Tidak apa-apa,Yah”jawab Arya Lintang. “Orang seperti mereka harus mendapat pelajaran”jawab Arya Lintang.
“Sudahlah”kata mpu Banyak Sora.”Masuk dan obati lukamu di dalam”perintah mpu Banyak Sora.
4
Di tengah jalan di pinggir desa Arya Ranang sedang berjalan sambil bersiul-siul ketika serombongan berkuda lewat di depannya.
“Itu anak sulung mpu Banyak Sora ,Raden”kata seorang dari rombongan itu. “Bagus”kata Raden Pragola. “Tangkap dan ikat bocah itu ,Kita tawan dia”kata Raden Pragola memberi perintah.
Arya Ranang kaget ketika tiba-tiba dirinya dikepung oleh anak buah Raden Pragola. “Ada apa, menagapa kisanak hendak menggangu jalan saya?”
“Jangan bicara ringkus saja”kata salah seorang dari anak buah Raden Pragola. Arya Ranang yang tidak mempunyai ilmu silat yang tinggi dengan mudah diringkus oleh anak buah Raden Pragola.
“Bawa dia ke rumah”kata Raden Pragola.
Rombongan itupun melesat kembali ke rumah Raden Pragola di daerah PanjangLor.
Suasana di rumah mpu Banyak Sora seperti diselimuti mendung ketika seorang pekatik kuda mengantarkan surat kepada mpu Banyak Sora.Surat itu dari Raden Pragola yang megatakan bahwa jika mpu Banyak Sora masih ingin melihat anak sulungnya melihat matahari Arya Lintang harus datiang seorang diri ke tempat Raden Pragola untuk mengantar nyawa.
“Bagaimana ini ayah?”kata Arya Lintang. “Aku tidak mungkin menuruhmu pergi ke sana anakku ,itu sama saja mengantar nyawa”jawab mpu Banyak Sora. “Tapi bagaimana dengan kakang Ranang”ujar Arya Lintang. ”Kita haru melaporkan ini kepada penguasa Singasari”kata mpu Banyak Sora. “Jangan, Raden Pragola mempunyai banyak teman di sana bila dia tahu kita melapor ke kotaraja keselamatan kakang Ranang bisa terancam”kata Arya Lintang.
“Lalu apa yang mesti kita lakukan”tanya mpu Banyak Sora . “Biar saya yang ke sana ayah”kata Arya Lintang. “Tapi apa kau sanggup” tanya mpu Banyak Sora. “Dengan restu ayah saya siap”kata Arya Lintang. “Kalau begitu berangkatlah kau esok pagi” kata mpu Banyak Sora. “Sendiko dawuh ,Romo”
Malam itu Arya Lintang menemui kakek Purbaya dan menceritakan semuanya. “Apa yang harus saya lakukan, Kek”?Tanya Arya Lintang. “Pergilah selamatkanlah kakakmu”jawab kakek Purbaya.
Pagi itu Arya Lintang sudah bersiap menghadapi tantangan Raden Pragola . “Bawalah ini, ngger ini adalah pedang pusaka Naga Runci, ini adalah warisan dari kakekmu mpu Hanggareksa,pedang ini adalah pasangan dari jurus naga runting, Sayang hanya mpu Purbaya saudara seperguruan kakekmu yang menguasainya”kata mpu Banyak Sora.Arya Lintang menerima pedang yang mempunyai ukiran kepala naga di gagangnya itu dan menyelipkan ke pinggangnya.”Aku berangkat ,Ayah”seru Arya Lintang.
Di perjalanan Arya Lintang terus memikirkan Ratna Galih. Bagaimana nasibnya jika dirinya mati di tangan Pragola.
Sesampai di depan rumah Raden Pragola. Pintu gerbang sebesar gajah yang terbuat dari kayu pilihan langsung ia pukul hancur dengan Tapak Gledek..
Penjaga di parondan langsung melompat kaget melihat kedatangan Arya Lintang.
Raden Pragola yang sedang minum tuak sampai keselek karena kaget. “Keparat kau berani merusak rumahku, Kujamin nyawamu tidak akan lama bersemayam di tubuhmu”teriak Raden Pragola.
“SERBUUUUUUUU”Raden Pragola memberi perintah. Puluhan orang dengan pedangn yang sudah keluar dari sarungnya berloncatan mengepung Arya Lintang. Mereka menyerang dengan membabi buta. Arya Lintang berloncatan sambil melontarkan tendangan dan pukulan. Satu-satu mereka tergeletak tak berdaya.
Tiba-tiba sebuah anak panah menyambar lengan Arya Lintang. Arya Lintang lansung pucat dan limbung gerakannnya.Rupanay mata panah itu telah dilumuri racun kelabang. Hal ini tidak disia-siakan oleh anak buah Raden Pragola. Serangan demi serangan langsung dilepaskan. Tubuh Arya Lintang mulai bersimbah darah.
Arya Lintang langsung mencabut pedang Naga Runci. Begitu pedang terlepas dari sarung kekuatan dahsyat langsung mementalkan puluhan orang ke segala arah. Arya Lintang bergerak seperti orang kesurupan tak mampu mengendalikan kekuatan pedang Naga Runci.
Puluhan orang jatuh bersimbah darah. Seketika medan laga yang sebelumnya ramai menjadi sepi dan berbau anyir darah.
Arya Lintang langsung melesat masuk ke dalam rumah mencari Raden Pragola dan kakaknya.
Tiba-tiba Raden Pragola menyerang dengan sebilah keris. Arya Lintang langsung menebas putus tangan Pragola dari badannya.
Raden Pragola berguling-guling di lantai menjerit kesakitan karena telah kehilangan tanganya.
“Ampuni aku”Raden Pragola mengiba sambil menyembah-nyembah Arya Lintang. “Mana kakakku”tanya Arya Lintang. “Dia di sana “kata pragola menunjuk sebuah kamar dengan tangan kirinya.
Arya Lintang berlari menuju kamar itu. Ditendangnya jatuh pintunya di sana terbaring lemah Arya Ranang. “Mari kita pulang, kakang”kata Arya Lintang sambil menggendong kakaknya.
Ketika melewati pintu gerbang tiba-tiba Raden Pragola melemparkan sebilah pedang yang langsung memotong putus lengan Arya Ranang.
Arya Ranang langsung menggelepar-nggelepar di tanah. “Keparat kau ,Pragola”teriak Arya Lintang sambil meloncat menuju ke arah Raden Pragola.
Belum sempat Pragola berkata-kata tebsan pedang Naga Runci telah membuat kepalanya menggelinding ke tanah.
Arya Lintang membantu kakaknya yang kehilangan sebelah tangannya untuk berdiri. Ia lalu melepas ikat pinggangnya lalu mengikatnya ke tangan Arya Ranang untuk menghentikan pendarahan. “Mari kita pulang”kata Arya Lintang sambil mengangkat kakaknya ke punggung kuda.
Arya Lintang dan Arya Ranang kembali ke desa Lohbendar dengan tubuh seperti ditabrak banteng.
Kepergian mereka diiringi datanggnya burung pemakan bangkai yang mencari mangsa di rumah Raden Pragola yang kini lebih mirip kuburan massal.
Bersambung…………

No comments: